Ilustrasi Mi Ayam |
Mi ayam menjadi ragam makanan yang tersedia di muka bumi ini, khususnya di Indonesia, dan bisa dikatakan sebagai hidangan spesial.
Memilih mi ayam untuk menu makanan favorit rasa-rasanya sering kita lakukan saat untuk menanggulangi rasa lapar.
Mi ayam menjadi makanan universal yang hampir ada di seluruh penjuru daerah di Indonesia. Dari gang-gang sempit, sekitaran komplek rumah, dekat sekolah atau kampus, hingga sepa ang jalan yang ada di Indonesia.
Isinya memang mi, namun dipadukan dengan bahan-bahan lain menjadikannya spesial. Dan tentu, karena ada potongan ayam di setiap porsinya, makanan ini disebut mi ayam.
Uniknya, beda penjual, beda pula cara penyajian, pelayanan, hingga yang paling utama; rasanya. Saya mencoba tiga penjaja mi ayam di sekitaran kampus, khususnya sekitaran jalan perjuangan-majasem, yang katanya cukup terkenal di kalangan mahasiswa.
Mulai dari yang ramah kantong, sampai cukup bikin kantong memerah dan bikin kita sedikit marah karena gakbisa mengendalikan diri untuk membelinya.
Berikut 3 rekomendasi mi ayam jika kamu kebetulan sedang berada di sekitar jalan Perjuangan-Majasem Cirebon.
1. Mi Ayam Pak Min Solo (Jl. Perjuangan-Majasem)
Mi ayam satu ini bisa dikatakan yang paling merakyat dan terjangkau harganya. Cukup dengan 8 ribu, kita sudah bisa menikmati satu porsi mi ayam dengan kuah yang cukup menggugah lidah.
Mi di sini, cukup kenyal, bentuknya tidak terlalu pipih namun rasanya tetap nyaman dikunyah perlahan. Perpaduan penyedap rasa, minyak, dan rasa manisnya menyatu sempurna dalam balutan kuah mi yang berwarna agak kecoklatan.
Dagingnya lembut dan potongannya pas untuk sekali suap dalam satu sendok makan. Di sini juga bisa dipesan bakso sebagai topping mi ayam kamu agar lebih nikmat.
Meski begitu, kadang penyajian dan rasa mi ayam kadang berbeda-beda. Yang saya amati, itu terjadi karena seringnya pergantian pemain dalam menjaga, dan membuat mi ayam tersebut. Sehingga mempengaruhi rasa dan konsistensi mi ayam yang disajikan.
2. Mi Ayam Gg. Kampus (Bakso Pa Johan)
Berada di ujung Gg. Kampus, mi ayam ini jadi pilihan lain ketika lidah ingin merasakan sentuhan rasa yang berbeda.
Kuahnya tidak terlalu pekat, namun tetap mengeluarkan aroma yang cukup memikat agar segera melahapnya. Yang membuatnya berbeda, yakni topping mi ayam di sini, cukup penuh diisi sayuran. Salah satu yang mendominasi yakni sawi hijau.
Untuk dagingnya sendiri, tidak semuanya murni daging, kadang dicampur dengan tulang, namun tetap tidak mengurangi kenikmatan mi ayam di sini.
Harga di sini hampir serupa dengan mi ayam sebelumnya, yaknis kisaran 8 ribu per porsinya.
3. Mi Ayam Jl. Saladara (Bakso "Poetra Sinangling Group" Kuningan)
Kalau mi ayam ini, sepertinya saya akan rekomendasikan buat kamu yang punya sifat seni dan konsitensi tinggi.
Mengapa tidak, beberapa kali saya makan di sini, rasanya selalu istiqomah, begitu pun porsinya. Hanya harga saja yang mengalami perubahan, yang semula di kisaran harga 10 ribu, kini naik menjadi 11 ribu.
Terlepas dari harganya itu, mi ayam ini memang cukup presisi dalam menyajikan semangkuk mi ayam untuk para pelanggannya.
Bagian bawah akan diisi sayuran hijau, kemudian ditumpuk mi yang cukup kenyal, basah dan lumayan tebal.
Bagian atas mi, akan ditaburi daging, dan kuah mi ayam yang memiliki sedikit rasa sapi, dan bagian terakhir akan dibubuhi bawang goreng dan potongan daun bawang sebagai pelengkap.
Untuk rasa daging di sini, cukup lebur saat dikunyah. Bahkan, di dalam semangkuk mi ayamnya, potongan dagingnya akan menyatu dengan kuah, sehingga memunculkan rasa kuah yang agak kuat dengan rasa daging.
Selain itu, kita juga mendapat sepiring kecil pangsit yang berjumlah dua buah sebagai pelengkap satu porsi mi ayam di sini.
Terlepas dari ragam mi ayam yang direkomendasikan di atas, itu hanyalah tiga dari sekian banyaknya penjaja mi ayam di Indonesia.
Tentunya, dengan cita rasa yang berbeda-beda di setiap penjaja, menjadikan mi ayam kaya akan rasa dan juga kenikmatannya.
Penulis : Rifki Al Wafi