Soe Hok Gie mungkin bagi sebagian orang nama ini sangat familiar apalagi dikalangan aktivis mahasiswa, beberapa kutipannya kadang dipakai sebagai sebuah quotes bagi para mahasiswa tentang idealisme.
Padahal jika kita baca bukunya Gie, idealisme Gie bukanlah idealisme yang bersifat kaku dan tunggal, ini terlihat ketika ia mengatakan bahwa politik itu kotor namun disisi lain ia juga mengatakan jika suatu saat tidak bisa dihindari lagi maka terjunlah.
Dalam buku Catatan Seorang Demonstran ini ada banyak pemikiran Gie yang mungkin jarang kita ketahui, lewat bentuk catatan hariannya Gie menjelaskan tentang bagaimana pikiran-pikiran dia tentang politik, sosial bahkan cinta.
Buku yang berjudul Catatan Seorang Demonstran merupakan buku yang berisi catatan harian Gie dari mulai dia kecil hingga dia hari-hari terakhir sebelum kematiannya di gunung Semeru tepat sehari sebelum usianya menginjak 27 tahun.
Soe Hok Gie lahir pada tanggal 17 Desember 1942 di Jakarta dari keluarga Tionghoa, sejak kecil Gie memang dikenal sebagai seorang anak yang kritis dan berani bahkan di masa SMA ia berani mendebat gurunya karena gurunya selalu merasa benar.
Dalam buku Catatan Seorang Demonstran ini Gie menuliskan perjalanan hidupnya yang singkat namun sangat bermakna, seperti yang diketahui bahwa Gie meninggal pada 16 desember 1969 karena keracunan gas beracun di gunung Semeru.
Dalam buku Catatan Seorang Demonstran juga digambarkan dengan cukup jelas tentang bagaimana situasi sosial politik pada masa orde lama, sebagai seorang lulusan jurusan sejarah Gie menuliskannya dengan sangat runtut dan mudah dipahami disertai berbagai macam pendapat dia tentang kondisi Indonesia pada saat itu.
Meski ditulis sejak puluhan tahun lalu buku yang ditulis Gie masih sangat relevan dan enak dibaca khususnya bagi kalian yang ingin mempelajari lebih jauh tentang seorang Soe Hok Gie.
Penulis : Fahmi Labibinajib
