Cirebon - Selain memiliki banyak peninggalan berupa bangunan fisik seperti keraton, sumur dan senjata. Keraton Kasepuhan juga memiliki peninggalan lain yaitu naskah atau manuskrip kuno. Naskah kuno tersebut tersimpan di dalam lemari kaca di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon.
Menurut Kepala Bagian Informasi dan Pariwisata Keraton Kasepuhan Iman Sugiman mengatakan naskah atau manuskrip kuno yang tersimpan di dalam museum merupakan peninggalan tulisan tangan yang ditulis menggunakan bahasa sansekerta dan arab pegon.
"Walaupun menggunakan huruf arab tetapi ketika dibaca itu bahasa jawa," kata Iman beberapa waktu lalu.
Iman juga mengatakan karena masih sedikit orang yang memiliki kemampuan membaca manuskrip dan naskah kuno membuat banyak bagian manuskrip tersebut belum terungkap semua.
"Jika dikaji itu masih banyak hal-hal yang belum terungkap dan rahasia. Karena masih sedikit orang yang bisa membacanya," kata Iman.
Iman juga menjelaskan disana tersimpan salah satu naskah yang berisi tentang tata cara menjadi seorang raja. Menurutnya yang namanya raja itu memiliki kekuasaan mutlak oleh karena itu tidak semua orang bisa menjadi raja. Harus ada tata cara dan aturan tersendiri.
"Apalagi raja itu jabatannya seumur hidup sampai akhir hayat, jadi tidak sembarang orang bisa mengaku jadi raja," kata Iman
Iman juga mengatakan ada salah satu pepatah jawa kuno yang berbunyi Sabdo Pandito Ratu yang artinya ucapan seorang raja sudah menjadi hukum.
Iman mengatakan ada sekitar 146 naskah kuno dari beberapa bahasa seperti sansekerta, arab pegon dan juga bahasa Belanda yang tersimpan di Museum.
"Ada 146 naskah termasuk yang bahasa Belanda," kata Iman.
Iman juga mengatakan rencananya naskah dan manuskrip yang tersimpan dalam museum akan didigitalisasikan sekaligus dialih bahasakan.
"Sekarangkan zamannya sudah beda. Jadi naskah-naskah kuno mau coba di digitalisasikan agar masyarakat bisa tahu tentang naskah-naskah tersebut," pungkas Iman.
Naskah-naskah tersebut masih tersimpan dalam lemari dengan kondisi yang cukup baik meskipun ada beberapa naskah yang kondisi tulisan serta kertasnya nampak memudar dan sobek di beberapa bagian karena termakan usia.
Tidak jauh dari lemari tempat menyimpan naskah. Ada juga deretan gelas, piring serta hiasan mewah berwarna putih peninggalan zaman VOC sekitar tahun 1745 M. Bagi Detikers yang penasaran dengan naskah dan gelas peninggalan VOC dapat langsung mendatangi Museum Keraton Kasepuhan dengan cukup membayar tiket Rp 25.000.